Selasa, 27 November 2012

Untukmu Palestina




Senin, 19 November 2012, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) se-DIY melakukan aksi simpatik untuk Palestina. Masa aksi mulai berjalan dari DPRD DIY pukul 10.00 WIB dan berakhir di nol kilometer Yogyakarta tepat menjelang dzuhur. Aksi dengan tajuk Ngamen For palestina tersebut berhasil menggalang dana sebanyak 2 juta rupiah. Dedy Yanwar El Fani, ketua KAMMI Daerah Sleman dalam orasinya menuturkan “sudah selayaknyalah bangsa indonesia yang memiliki hutang sejarah kepada palestina mendukung rakyat palestina dalam mewujudkan kemerdekaan palestina” ujarnya lantang. Dedy juga menuntut agar Liga Arab juga PBB turut serta dalam mewujudkan perdamaian tersebut.

Agresi yang  dilakukan israel hampir sepekan ini mengakibatkan setidaknya ratusan korban, mayoritas diantaranya adalah warga sipil. Serangan yang dimulai sejak hari rabu itu mengakibatkan puluhan warga paletina syahid dan lebih dari 600 warga  mengalami luka-luka.

Sejak aksi militer yang dimulai pada tahun 1948 puluhan ribu nyawa telah menjadi korban dan ratusan ribu penduduk Palestina mengungsi keluar tanah kelahirannya. Tidak hanya itu, luas tanah Palestina saat ini hanya tersisa 23 % dari luas sebenarnya sebelum datangnya invansi dan pendudukan oleh militer zionis israel. Berbagai cara diplomasi sampai pertempuran militer belum mampu mengakhiri konflik berdarah ini. hal ini juga disebabkan ketidakberdayaan negara-negara di semenanjung arab untuk turut andil mewujudkan kemerdekaan dan perdamaian di Palestina. Di sisi lain Israel yang nyata menjadi penjahat perang mendapat dukungan yang kuat dari negara Amerika dan sekutunya.
Secara de facto Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun secara de jure untuk menjadi sebuah negara yang utuh dibutuhkan pengakuan dari negara lain. Negara yang pertama kali memberikan aspresiasi terhadap kemerdekan RI saat itu adalah Palestina dan Mesir. 

Dalam buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia mengatakan bahwa setahun sebelum tersiar kabar proklamasi kemerdekaan RI, dukungan akan kemerdekaan RI datang dari mufti besar paletina bernama Amin Al Husaini. Beliau, juga secara terbuka menyambut kedatangan panitia kemerdekaan. Dukungan lain datang dari saudagar asal palestina, dialah Muhammad Ali Taher. Beliau mengatakan "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia .." sambil menyerahkan sejumlah uang pada bank Arabia tanpa meminta bukti transaksi. Setelah itu Mesir mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, dan pada akhrirnya dukungan mengalir dari negeri-negeri di arab.

Betapa besar peranan Paletina dan juga Mesir terhadap kemerdekaan RI, mungkin tanpa pengakuan dari keduanya Indonesia tidak akan pernah menjadi negara berdaulat dan diperhitungkan secara internasional. Untuk itu melihat krisis yang dialami oleh Palestina saat ini, sudah sepantasnyalah Indonesia berperan aktif dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. Hal ini juga sejalan dengan cita Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Aksi tersebut diselingi ngamen untuk Palestina yang terkumpul Rp. 2.440.000,- di Malioboro dan diakhiri dengan sholat ghaib di nol kilometer.


Farisa Dyah
Aktivis KAMMI Daerah Sleman


Jalan Cinta Pejuang Pena



Jalan cinta pejuang pena. Bukan sekedar pilihan diksi atau rangkaian kata untuk sekedar memenuhi makna. Bukan judul film atau judul buku laris karya mahasiswa. Jalan cinta pejuang pena merupakan tema yang diangkat sebagai ruh pelatihan jurnalistik. Tema tersebut diambil guna menghidupkan kembali semangat menulis yang luntur, kekayaan pikir yang mulai mundur dan porsi suara mahasiswa yang tergusur. Semangat tersebut coba digelorakan oleh kawan-kawan muslim negarawan melalui pelatihan jurnalistik.

          Pelatihan jurnalistik tersebut dimotori oleh kawan-kawan muslim negarawan KAMMI komisariat Instiper Yogyakarta. Hamka Mulia Pulungan, kader baru angkatan ’12 KAMMI komisariat Instiper sebagai ketua panitia dan kawan-kawan panitia lainnya menjadi lokomotif dalam perjalanan kereta jalan cinta pejuang pena. Pelatihan tersebut dibuka oleh Kang Asnan selaku sekjend KAMMI daerah Sleman. Pelatihan didesain sederhana, renyah dan segar agar mudah diterima oleh peserta pelatihan. Acara dikemas santai dengan tajuk kekeluargaan itu pun mampu memberikan suntikan ampuh yang bukan hanya melahirkan ide, gagasan dan kekuatan berpikir tapi lebih dari itu, pelatihan mampu menghasilkan sebuah karya. KAMMI komisariat Instiper Yogyakarta dengan segenap dedikasi penuh mempersembahkan wujud bhakti untu anak negeri agar mampu memiliki semangat dan gairah menulis, menuangkan kekayaan berpikir dalam wujud karya nyata tulisan.

          Jum’at pekan ketiga bulan November 2012 menjadi hari eksekusi kawan-kawan KAMMI komisariat Instiper Yogyakarta mengadakan pelatihan tersebut. Jalan cinta pejuang pena tersebut dilaksanakan di gedung jati, fakultas kehutanan Instiper Yogyakarta, berkoordinat di Sleman, Depok, Maguwoharjo. Gedung jati menjadi saksi menggeloranya semangat jiwa pembaharu untuk mengaktualisasikan semangat menulis. Pelatihan yang dihadiri mayoritas oleh mahasiswa baru itu pun menjadi hal menarik atas  atmosfer yang diterima dalam dunia kampus yang baru saja dijelajahi.

          Jalan cinta pejuang pena tersebut dihadiri oleh mahasiswa Instiper dan tamu undangan dari kampus yang berada di Yogyakarta. UNY, UGM, AMIKOM, UMBY dan kampus lain menjadi warna tersendiri dalam pelatihan tersebut. Bahasan mengenai publisistik ini dihadiri 93 peserta baik putra maupun putri. Suasana ramai, riuh dan bersemangat menjadi simbol espektasi yang besar terhadap pelatihan jurnalistik.

          Pelatihan jurnalistik dimoderatori oleh Aziz, sosok pria yang mengatasnamakan dirinya “rakyat jelata” selaku pemangku jabatan kementrian luar negeri badan eksekutif mahasiswa Instiper Yogyakarta. Jalan cinta pejuang pena menghadirkan narasumber yang ahli dan profesional dibidang jurnalistik. Narasumber tersebut sengaja dihadirkan guna memompa semangat juang untuk menulis dan berkarya nyata. Vivit Nur Arista Putra dan Supadiyanto, S. Sos. menjadi narasumber ampuh dalam gonjang-ganjing jurnalistik jalan cinta pejuang pena. Mantra-mantra beliau mengalir syahdu bak fatwa pujangga yang menyihir peserta pelatihan jurnalistik. Kemeja dan sweater simpel yang dikenakan Vivit menambah power best performence pelatihan ini. Khas idealis, tajam dan analis menjadi simbolik sosok dan gaya tulis Vivit dalam menyampaikan materi.

          Ketegasan sikap dan kelurusan niat menjadi hal utama yang disampaikan dalam menulis untuk peserta pelatihan jurnalistik. Pria yang 140 tulisannya dimuat di media massa ini menyampaikan “untuk meracik tulisan harus mengutamakan deferensisi ide, penulisan singkat dan jelas, dan pengambilan sudut pandang yang berbeda” katanya. Pria berjenggot halus itu pun merekomendasikan “sebelum menulis, kita juga harus mengimbanginya dengan membaca. Target membaca dapat diatur tiga buku setiap bulannya dengan rincian bacaan profesionalisme profesi atau jurusan yang kita ambil, buku keIslaman dan pengembangan diri agar kemampuan senantiasa meningkat” tambahnya.

          Beda lagi dengan penyampaian Supadiyanto. Pria berkacamata yang tengah didampingi oleh asisten mesranya yaitu istri beliau, menyampaikan tentang motivasi-motivasi untuk menulis. Pria yang hidup dari menulis itu juga menyampaikan perjalanan hidup beliau bahwa dengan menulis akan mampu mendatangkan kemapanan hidup dan kekuatan financial. Kang Supadiyanto yang juga penulis buku yang bertajuk memburu honor dari menulis itu memberikan nasihat kepada peserta pelatihan yang notabenenya adalah pemula dalam menulis.

          Jalan cinta pejuang pena. Bukan sekedar ide, gagasan dan kekayaan berpikir tapi kontribusi dan kerja nyata. Dari hasil pelatihan jurnalistik tersebut dihasilkan sebuah karya nyata bersama, karya tersebut merupakan buku. Buku tersebut memuat esensi “Transformasi zaman, menjiwai karakter pahlawan”  hasil buah pikir dan karya tulis dari seluruh peserta yang dikumpulkan menjadi satu dalam bentu buku. Buku tersebut membawa semangat kepahlawanan dan atmosfer peduli terhadap jasa pahlawan yang dikolerasikan dengan transformasi zaman. Ide tersebut tercetus guna mengkaryakan pelatihan ini, agar pelatihan ini bukan hanya sekedar formalitas tapi juga mengedepankan kualitas. 

        Pelatihan yang memiliki kebermanfaatan, dikemas secara profesional dan memandang penting arti substansi dan esensi. Buku tersebut rencananya akan diperbanyak dan dipublikasikan secara umum guna bukti nyata bahwa kawan-kawan muslim negarawan KAMMI komisariat Instiper Yogyakarta sangat serius menggarap anak bangsa sebagai wujud bhakti, pergerakan tiada henti, militansi tiada mati, lejitkan eksplorasi potensi, gaya cerdas dan bermartabat dihadapan Illahi.
         

Aziz
Aktivis KAMMI Instiper

SPIY Dideklarasikan


Esensi sumpah pemuda ialah persatuan lintas pemuda etnik demi terbangunnya negeri tercinta di tengah pusaran zaman. Seakan mendapat spirit solidaritas dan kesatuan, berbagai elemen pemuda Islam (KAMMI, HMI, PII, IMM, dan FSLDK) bersepakat mendirikan Sarekat Pemuda Islam Yogyakarta (SPIY) yang dideklarasikan hari ini, Rabu, 26 Oktober 2011 di PDM Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Agenda ini bersamaan dengan dihelatnya diskusi “Palestina Merdeka” bersama Mashudi Muqqarabin (Dosen UMY).

Isu Palestina ini sebagai titik awal untuk mengkaji berjama’ah isu strategis keIslaman bersifat aktual dan problematik dengan SPIY sebagai ruang aktualisasinya. Adapun pola gerak lain untuk penyikapan persoalan Palestina yang kina mengajukan proposal kemerdekaan ke PBB ialah, SPIY akan melakukan aksi membentuk parlemen jalanan di Tugu Jogja, 27 Oktober 2011. Demonstrasi ini sebagai medium kampanye gagasan untuk mengkampanyekan ke khalayak ramai agar memberikan dukungan moral ke negeri para Nabi tersebut. Sekaligus mengabarkan bahwa kasus Israel versus Palestina tak semata persoalan agama tetapi juga krisis kemanusiaan yang menggejala.

Pengiriman surat dan hasil kajian tentang Palestina ke duta besar negara sahabat seperti Singapura dan Thailand yang hingga kini belum mengeluarkan keputusan atas status Palestina, juga akan dilakukan agar turut serta menciptakan perdamaian dunia yang abadi tanpa penjajah. Indonesia mempunyai utang sejarah pada Palestina. Tempo dulu saat negeri ini deklarasi negara timur tengah yang mengakui eksistensi Indonesia selain Mesir ialah Palestina, melalui muftinya Adian Husaini yang kala itu berkunjung ke Indonesia. Kini sudah saatnya kita membalas jasa ini, dengan inisiatif gerakan pemuda agar tak berfikir layaknya katak dalam tempurung. Tetapi berskala global agar mampu merespon problematika kontemporer. Penggalangan dana dan mencerahkan publik melalui forum diskusi ialah langkah konkret yang dapat kami lakukan sesuai dengan wilayah dan perannya dalam level kehidupan. Salam pemuda, salam pembebasan.


Vivit Nur Arista Putra
Aktivis KAMMI Daerah Sleman


Rabu, 07 November 2012

Berqurban Bukti Cinta Sesama



Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia komisariat Universitas Islam Indonesia (KAMMI UII) melakukan rangkaian kegiatan dalam rangka merayakan idul adha 1433 H di Desa Tunggul Arum. Agenda bertemakan “Semangat Berqurban, Bukti Cinta Sesama Umat” diisi dengan berbagai acara yaitu dongeng untuk anak-anak, penyembelihan hewan qurban, Tablig Akbar dan beberapa perlombaan untuk anak-anak TPA An Nuur dan TPA Lanjutan (remaja) Mutiara Senja. Perlombaan anak-anak meliputi lomba adzan, lomba mewarnai, lomba kaligrafi, lomba takbiran, lomba baca puisi, lomba merangkai doa, lomba menyusun huruf hijaiyah dan lomba teka-teki islam.


Kegiatan di desa mitra KAMMI UII ini berlangsung 9-10 Dzulhijah 1433 H bertepatan pada tanggal 25-26 Oktober 2012. Lomba mendongeng anak-anak diikuti sekitar 60 peserta mulai dari jenjang pendidikan PAUD hingga SMP. Kompetisi ini bertujuan mengasah kemampuan mental maupun akademik peserta serta menumbuhkan rasa kerjasama dan berbagi antarpeserta. Untuk tablig akbar diikuti oleh bapak-bapak, ibu-ibu, remaja sampai anak-anak dengan jumlah sekitar 200 peserta. Materi yang disampaikan yaitu tentang refleksi berqurban dan cara memaknai hidup. Materi ini disampaikan sebagai suplemen bagi peserta supaya dapat ikhlas dengan semua ketentuan atas perintah Allah dan dapat menjalani hidup dengan sebaik-baik umat muslim.

Adapun penyembelihan hewan qurban, KAMMI UII menyalurkan 5 hewan qurban berupa kambing atas nama Ahmad Fathir Dean Ariandi, Sutarni Wadjo, Setyaningsih, Duhita Aninditayasha (istri Edo Segara) dan iuran pengurus KAMMI UII. Hewan qurban di desa Tunggul arum berjumlah 11 yang semuanya berupa kambing dan dibagi ke 4 Rukun Tetangga (RT).

Idul adha merupakan hari raya kedua bagi umat muslim di dunia. Di hari ini banyak umat Islam berbondong-bondong berbagi untuk meringankan beban saudaranya. Idul adha bertepatan dengan diselenggarakannya rukun islam yang ke lima yaitu haji. Selain itu, ajuran untuk berkurban dilaksanakan sebagai bentuk refleksi ketika Nabi Ibrahim a.s dengan ikhlas mengorbankan anaknya Ismail yang begitu sholeh dan juga sudah lama dinanti. Kepatuhan Nabi Ibrahim a.s itulah yang menjadi keteladanan umat muslim di dunia. Selain itu, kepatuhan Ismail, yang merelakan dirinya sendiri semakin memperkuat keteladanan bagi mereka untuk mejadi umat yang harus selalu tunduk dan patuh terhadap Allah SWT.


Semangat berqurban semoga selalu menjadi bentuk rasa syukur kita kepada Allah dengan cara saling berbagi sesama muslim. Sebagaimana Allah firmankan dalam al-Qur’an yang artinya:
“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) kepadamu nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)” (QS. Al Kautsar [108]: 1-3).

Semangat berqurban, semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang pandai bersyukur. Semoga berjumpa ditahun depan, 1434 H. Insyaallah.


Retno Harti
Kepala Departemen Sosial Masyarakat KAMMI UII 

Sabtu, 03 November 2012

Tour Dakwah KAMMI UNY



Kamis–Jum’at, 25–26 Oktober 2012 Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komsat UNY telah menyelesaikan 1 agenda tahunannya yakni bakti sosial Idul Adha. Tour Dakwah yang mengusung tema “Indahnya Berbagi dalam bingkai Idul Qurban” ini memilih tempat di dusun Bulu, desa Giripurwo, kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

“Daerah yang relatif sulit dijangkau ini dirasa tepat untuk dijadikan obyek penyaluran bantuan karena keadaan masyarakatnya menengah ke bawah” terang Kaharudin selaku Humas KAMMI UNY.

Tour Dakwah kali ini membawa enam ekor kambing ke lokasi yang diperoleh dari pelbagai donatur. Selain menyalurkan sembako, KAMMI UNY juga menggelar lomba bagi adik-adik TPA setempat. Adapun jenis lombanya terdiri dari hafalan surat pendek, cerdas cermat, dan mewarnai.

Rutinitas tahunan ini selalu diadakan untuk melatih rasa solidaritas sosial dengan menumbuhkan semangat untuk saling berbagi.


Asih
Aktivis KAMMI UNY

Training Kehumasan KAMMI UGM


          Untuk meningkatkan kapasitas pengurus KAMMI Komsat UGM mengadakan training kehumasan pada 12 Oktober 2012 di Islamic Centre Al Muhtadin. Mengisi kegiatan ini Edo Segara (Penulis buku Humas Gerakan) dan Vivit Nur Arista Putra (Humas KAMMI Daerah Sleman). Acara yang dihadiri internal pengurus KAMMI UGM ini berlangsung interaktif.

          “Konsistensi gerakan untuk menerbitkan buletin sedang diuji dengan adanya media online. Sebagai contoh adanya majalah cuma-cuma (bisa didownload) edisi online seperti majalah detik adalah untuk merespon perkembangan teknologi dan trend masa kini. Di kota besar seperti Jakarta, umumnya masyarakat punya gadget untuk membaca informasi online, sebagai selingan agar tidak melulu memikirkan macet. Buletin KAMMI pun harus bergerak di media online” pesan Edo.

          Eks humas PP KAMMI Pusat ini juga menyatakan, pengelolaan media juga harus mempunyai misi untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran. Eksis tidaknya buletin atau media online juga menunjukkan eksistensi gerakan.

          Berperan sebagai pembicara kedua Vivit N.A. Putra menyampaikan tentang strategi tulisan menembuh media massa. “Ada beberapa hal yang patut diperhatikan sebelum kita menulis artikel ke surat kabar. Idiologi koran, rubrikasi, syarat penulisan, dan momentum” jelasnya. Mengirimkan realease dan dokumentasi kegiatan KAMMI di media massa selain mencitrakan gerakan ke luar juga dapat membangun relasi dengan para wartawan.

          Penulis lepas di media massa ini juga mengungkapkan untuk mengelola buletin, redaksi harus memperhatikan sasaran pembacanya. Jika buletin KAMMI orientasi pembacanya adalah masyarakat kampus, maka isu yang diulas pun harus berkaitan dengan kondisi kampus. Jika buletin menggagas tema artikel dan liputan beritanya berkait isu nasional, secara analisa dan peliputan lebih bagus media profesional. Sehingga pembaca lebih cenderung memilih surat kabar berkaliber nasional ketimbang buletin KAMMI.

          Perlu diingat corak gerak KAMMI Komsat adalah intelektual akademis. Isu yang diulas pun seyogianya berhubungan dengan realitas kampus. Sedangkan isu daerah dan nasional itu menjadi domain gerak KAMMI Daerah dan KAMMI Pusat.


Humas KAMMI Daerah Sleman
         

Aksi Proteksi dan Berdayakan Sektor Riil



          Yogyakarta, 22 Oktober 2012 - Badan Pusat Statistik (BPS) merealease pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen. Angka ini termasuk besar mengingat rata-rata negara Eropa hanya mencapai 5 persen lantaran krisis utang yang melanda Yunani merembet ke negara lain. Belum lagi konflik di timur tengah yang membuat pertumbuhan ekonomi di sana tidak stabil. Demikian juga negara adidaya Amerika Serikat, perkembangan ekonominya juga tersendat karena perkara kredit perumahan macet dan maraknya pengangguran.

          Serentetan problem ekonomi di muka membawa berkah bagi Indonesia karena para investor mengalihkan uangnya ke Indonesia. Walhasil besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berjumlah Rp7.427,1 triliun (USD850 miliar). PDB merupakan perpaduan modal dalam negeri dan arus investasi asing yang masuk ke Indonesia. Progresifnya kinerja perekonomian memberikan efek domino positif atas pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku menjadi Rp30,8 juta atau USD3.542,9, naik dibandingkan 2010 yang hanya Rp27,1 juta (USD3.010,1). Untuk menghitung penghasilan penduduk per bulannya digunakan rumus, PDB dibagi jumlah penduduk dibagi dua belas bulan. Hasilnya menurut BPS rata-rata warga negara Indonesia mempunyai pendapatan per bulan Rp2,56 juta. Berubahnya ekonomi Indonesia sempat mendapat sanjungan pejabat teras IMF Asia Pasifik.

          Namun pertanyaan kritisnya ialah, pertumbuhan ekonomi ini representrasi masyarakat yang mana? Benarkah rata-rata WNI berkocek 2,5 juta setiap bulannya? Lantas jika ekonomi kita naik kenapa gaji buruh tak kunjung dinaikkan. Bahkan buruh pabrik di Bekasi dan Tangerang harus turun ke jalan menuntut kenaikan upah diatas UMR Rp1.527.000 per bulan. Gaji ini pun masih dibawah angka 2,5 juta rata-rata penghasilan WNI versi Bank Dunia. Kenapa pula masih ada pedagang roti yang menjual hingga larut malam. Itu pertanda dagangannya tidak laku karena masyarakat tidak mampu membeli. Jika ditarik terus, mereka tak membeli karena tidak punya uang. Uang tidak dimiliki karena tiada pekerjaan. Bukan karena malas mencari, tetapi karena sedikitnya lapangan kerja.

          Ironisnya majalah Forbes (2012) melansir 40 orang kaya di Indonesia mengalami peningkatan kekayaan dari tahun sebelumnya. Akselerasi peningkatannya hingga 71 milyar dolar atau setara dengan Rp.655 trilyun atau sekitar 12 persen PDB tahun lalu. Jika dibandingkan dengan penerimaan negara kekayaan 40 orang itu bisa mencapai 60 persen. Terjadinya kesenjangan sektoral ini mununjukkan bahwa petumbuhan ekonomi Indonesia versi World Bank tidaklah adil karena arus perputaran uangnya 80 persen ada di pasar finansial dan tak diterima sektor riil. Padahal sektor riil yang terdiri dari UMKM merupakan penyelamat ekonomi Indonesia dari terjangan krisis global lampau karena pangsa pasarnya spesifik.

          “Internasional microfinance kali ini adalah momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah yang terbukti menyelematkan ekonomi Indonesia dari krisis ekonomi global. Maka KAMMI menuntut kepada pemerintah untuk berkomitmen dan konkrit menyuplai bantuan modal tanpa bunga ke sektor riil” teriak Aza dalam orasinya. Ke depan pemerintah harus lebih banyak menyuntik permodalan industri kreatif agar dapat mengembangkan usaha rakyat. Sehingga pertumbuhan ekonomi tak sekadar elitis dan mengawang-awang hanya dinikmati pengusaha kelas atas, tetapi dapat pula dicicipi kalangan akar rumput yang lebih mayoritas.

          Berpijak dari argumentasi di muka, KAMMI DIY menyatakan sikap:
1.    Menuntut kepada pemerintah untuk proteksi dan berdayakan UMKM dengan memberikan bantuan modal tanpa bunga kepada sektor riil.
2.    Membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya agar bertambahnya penduduk usia produktif di Indonesia tidak menjadi beban.
3.    Menuntut kepada pemerintah untuk menyediakan pupuk dan benih yang terjangkau bagi petani kecil agar mudah mengembangkan usahanya.

Dalam aksi ini aparat bertindak represif dengan menggiring massa aksi ke tempat parkir dirjen pajak, dan tak diperbolehkan aksi di depan hotel Sheraton. Puluhan aktivis KAMMI Yogya pun diperbolehkan pulang sebelum acara selesai. "Sikap represif aparat ini melanggar kebebasan menyampaikan pendapat. Kami mengkritik SBY karena kami cinta terhadap negeri ini dan agar pemerintah lebih baik lagi dalam mengelolanya" seru Taat selaku aktivis KAMMI UNY.


Humas KAMMI Sleman.





                                                                     




Diskusi Keummatan


        
          Diputarnya film the Innocent of Muslim produksi orang Yahudi meresahkan umat Islam. Merespon sikap pelecehan ini, KAMMI UNY mengadakan diskusi keummatan Sabtu, 29 September 2012 untuk memberikan edukasi publik dan bagaimana sikap kita selaku kaum muslimin. Acara yang dihelat di Masjid Mujahidin UNY ini mengundang Ustad Irfan S. Awwas selaku pembicara tunggal dalam forum diskusi ini. Ketua Majelis Mujahidin Indonesia ini mengungkapkan kenapa justru orang-orang yang cinta kepada Islam dituduh sebagai teroris dan rohis dianggap sarang teroris.

          “Ini merupakan fitnah terhadap gerakan-gerakan Islam. Barat membenci Islam atas nama pemberantasan terorisme. Kata Imam Syafii, orang yang dibuat marah lalu tidak marah adalah keledai. Dalam konteks ini, jika umat Islam dibuat marah oleh non Islam dan responnya tidak marah, itu sama saja dengan keledai. Karena dia membiarkan Nabi dihina” ujarnya.

          Ustad Irfan juga menjelaskan, film ini menunjukkan orang kafir berusaha memberikan stigma buruk terhadap Islam. Cara lainnya dengan merubah cara pandang melalui cara berpakaian, gaya hidup, dan sebagainya. Ideologi baru yang dimaksud juga berupa liberalism, lesbianism, demokrasi dengan tujuan agar orang Islam berkompromi bersikap lunak terhadap masalah aqidah, akhlak, muamalah, dan sebagainya atau bersikap toleran terhadap orang kafir. Jika tidak toleran dianggap sebagai Islam fundamfentalis, garis keras, dan radikal. Menghadapi serangan ini, yang perlu dipegang setiap muslim adalah saudara, meskipun berbeda gerakan dan jamaahnya. Apapun gerakannya, tugas kaum muslimin adalah meninggikan kalimat Allah.

          Pada acara ini KAMMI UNY juga mengundang elemen gerakan lainnya untuk memberikan pandangannya terhadap kasus ini. Perwakilan Indonesia Tanpa JIL menyatakan, hal ini merupakan serentetan penghinaan agama. Kasus penghinaan agama dulu pernah dilakukan Salman Rushdie (1989) dengan menerbitkan novel Ayat-Ayat Setan dan Poster-poster tentang Islam dan karikatur Nabi Muhammad SAW dalam koran Jyland Posten di Denmark. Kesimpulan yang dapat dibaca adalah terdapat upaya yang sistematis untuk menodai agama Islam. Solusi untuk menghadapinya adalah kembali berjamaah, bukan menonjolkan masing-masing gerakan.

          Sementara aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menyampaikan agar umat Islam jangan sampai otaknya tercuci dengan adanya permainan media.
Ditermin lain, delegasi KAMMI menyampaikan harusnya kita banyak-banyak berdoa bukan banyak-banyak emosi, meski dalam beberapa hal mengharuskan kita emosi atas penistaan agama yang dilakukan oleh orang-orang kafir melalui perang pemikiran. Perang pemikiran lebih kompleks daripada perang senjata. Cari menghadapinya dapat melalui medium pemikiran juga, salah satunya KAMMI UNY mengadakan diskusi keummatan ini.


          Pengurus PMII menyerukan agar umat Islam harus bersatu meninggikan kalimat Allah. PMII mengambil sikap tegas terhadap penistaan agama dan menyerukan agar sabar terhadap penghinaan tersebut.
         
          Di kutub lain pengurus Takmir Masjid Mujahidin yang diberi kesempatan untuk tampil mengingkatkan agar umat Islam jangan terjebak pada narsisme golongan, sehingga rapuh dan tidak kokoh. “Upaya pencerdasan umat harus kembali digelorakan, yaitu back to masjid! Karena masjid bukanlah hanya sarana ibadah saja, tetapi masjid adalah miniatur peradaban yang menjadi pusat forum keilmuan” katanya. Kesabaran dalam menghadapi perkara ini, harus diimbangi dengan kecerdasan untuk mengatasi terjadinya Islamophobia di kalangan masyarakat akibat menerima informasi yang salah tentang Islam.


 Mifta Damai Riningtyas
 Aktivis KAMMI UNY



Rabu, 24 Oktober 2012

Kunjungan ke KPID DIY


          Berkembangnya industri media di era post modern, memposisikan dirinya sebagai pilar demokrasi keempat. Media massa kini dapat bebas memberitakan atau menayangkan acara selama tidak melanggar kode etik jurnalistik. Selain itu, media sekarang dijadikan medium yang efektif untuk mempancarluaskan pelbagai propaganda. Terhangat yang membuat kaum muslimin murka, diedarkanya film “the Innocent of Muslim” di situs youtube dan jejaring sosial. Sontak saja, perkara ini memancing amarah umat Islam seluruh jagad yang tak terima kemuliaan agamanya dinodai.

          Para aktivis KAMMI dan lembaga dakwah di Indonesia melayangkan protes via Komisi Penyiaran Informasi Pusat. KAMMI Sleman pun melakukan kunjungan ke Komisi Informasi Daerah DIY Selasa, 2 Oktober 2012 untuk membicarakan hal ini. Di kantor KPID Jln. Brigjen Katamso. Rombongan yang terdiri dari Dedy Yanwar El Fani (Ketua KAMMI Daerah Sleman), Vivit N.A. Putra, Bara Brelian, Khairul, dan Arif Djatmiko ini disambut Rahmat Arifin (Ketua KPID DIY), Mohammad Zamroni (Bidang Kelembagaan), Ahmad Ghozali Nurul Islam (Bidang Pengawasan Isi Siaran), dan Sukiratnasari (Bidang Pengawasan Isi Siaran).

          Ketika mengomentasi marak aksi protes atas film penistaan Islam, menyatakan komputer KPI Pusat sampai error lantaran banyaknya protes via SMS yang masuk. “Bedanya kerja lembaga sensor film dengan KPI, kalau lembaga sensor film menyeleksi tayangan sebelum diputar di media sedangkan KPI mengontrol tayangan setelah ditayangkan media televisi” ujarnya.

          "KAMMI Sleman meminta agar KPI tetap independen dan memberikan punishment kepada televisi yang menayangkan acara asusila dan tak sesuai dengan norma ketimuran" pinta Dedy. “Sekarang di DPR RI sedang dibahas revisi UU No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Silahkan teman-teman KAMMI memberikan masukan agar tercipta undang-undang yang baik” tanggap Ahmad Ghozali.

          Sesuai norma yuridis di muka, KPI mempunyai tugas pokok regulasi, pengawasan, dan pengembangan. Bagi warga Yogyakarta yang akan menyampaikan pengaduannya tentang acara televisi bisa kirim SMS via 081227894444 dan KPI Pusat 081213070000. Mari kawal dan adukan acara televisi yang tidak sehat.


Vivit Nur Arista Putra
Aktivis KAMMI Daerah Sleman

Selasa, 23 Oktober 2012

Aktivitas Keislaman vs Terorisme


Sabtu (22/9), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UII menghelat diskusi publik mengenai “Aktivitas Keislaman Vs Terorisme”. Bertempat di ruang B.III.4 Kampus D3 Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), puluhan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang hadir. Antara lain dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) UII, Unit Kegiatan Mahasiswa Keislaman (UKMK) Al Fath UII, KAMMI INSTIPER serta mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012 UII dari berbagai fakultas.

Departemen Kajian Strategis (Kastrat) KAMMI UII sebagai penggagas acara ini mengakui digelarnya acara ini dalam rangka menyikapi isu terkini yang dilontarkan oleh media mengenai aktivitas keislaman yang berbasis masjid sekolah yang dipersepsikan berkaitan dengan teroris. Acara ini untuk meluruskan persepsi terhadap aktivitas keislaman di tingkat pelajar yang telah dipersepsikan buruk.

Dimulai pada pukul 08.30 wib, Diskusi Publik diawali dengan pemutaran video mengenai hal terkait sebagai prolog, dilanjutkan dengan Focus Grup Discussion (FGD) dengan durasi kurang lebih 10 menit. Setelahnya disampaikan materi dengan topik ‘Strategi Baru Gerakan Terorisme’ oleh pembicara pertama Aza El Munadiyan, mahasiswa UGM yang juga Peneliti Bidang Terorisme Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) UII. Aza berpendapat bahwa pola jihad fardiyah (mandiri) menjadi pilihan jaringan terorisme di Indonesia saat ini karena beberapa alasan. Pertama, makin mudahnya orang untuk ‘berjihad’, dahulu orang berjihad harus dengan terorganisir namun saat ini dengan beberapa orang dalam satu kelompok maka aksi jihad bisa dilakukan, misalnya bom Bali II.

Kedua, makin mudahnya mendapat ilmu askary (militer), siapa saja yang bersemangat ingin jihad bisa belajar ilmu-ilmu askary di internet. Ketiga, semakin banyaknya jaringan sel yang tertangkap ditambah sudah tidak adanya pimpinan gerakan Nordin M Top dan Dr Azhari membuat sel-sel yang di bawahnya gamang dan kalap sehingga gerakan yang dilakukan terkesan sporadis tanpa target dan waktu yang jelas. Keempat, munculnya indikasi permainan intelejen gelap yang bisa jadi berasal dari indonesia maupun pihak asing yang berkepentingan agar proyek terorisme di Indonesia tidak berhenti karena jika berhenti maka dana triliunan rupiah yang mengalir ke indonesia akan berhenti juga sehingga masalah terorisme ini harus berkelanjutan.

Pembicara kedua Yusuf Maulana, seorang pakar media dan jaringan memberikan penyampaian mengenai media di Indonesia. Disampaikan bahwa media yang ada saat ini isinya ‘permainan’ saja, jadi kita sikapi media dengan santai. ‘Anggap saja guyonan”, ujarnya. Media yang ada sekarang harus lebih baik. Beliau juga mengajak agar kita mengkritisi isu lewat literasi.

Usai penyampaian materi oleh kedua pembicara, masing-masing dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Acara ini ditutup dengan pembacaan puisi oleh seorang pengurus KAMMI UII dan berakhir pada pukul 12.00 wib.


Ahada Ramadhana
Aktivis KAMMI UII

Syawalan Bareng Edo Segara


Halaman Masjid Nurul Islam terlihat dipenuhi puluhan mahasiswa. Suara alunan Qur'an yang dibaca bersama-sama, menjadi pertanda dimulainya acara. Ya, tepat tanggal 13 september 2012 di kamis sore  itu, KAMMI Daerah Sleman menggelar Syawalan dan Silahturahim bersama para kadernya. Momentum syawalan dirasa pas bagi KAMMI, sesuai artinya yakni “peningkatan”, KAMMI Daerah Sleman mengajak kader untuk meningkatkan amal, baik individu, maupun keorganisasian.

         Diskusi santai menjadi inti dalam acara sore itu. Bertemakan “Dinamika Gerakan Mahasiswa di Era Post Modern”, para kader yang banyak berasal dari Kampus UII, UPN, Instiper, UNY, UGM, dan Amikom tampak begitu antusias mengikuti jalannya diskusi. Ditemani Bang Edo Segara yang merupakan kader KAMMI Yogyakarta, juga dimoderatori oleh Dedy Yanwar Elfani sekaligus sebagai Ketua KAMMI Daerah Sleman, menambah hangatnya suasana saat itu.
         Bang Edo Segara yang sudah malang melintang di KAMMI, mulai dari komsat UII, sampai KAMMI Pusat, banyak memberi masukan dan kritik kepada gerakan mahasiswa dan KAMMI secara khusus. Beliau juga memaparkan tentang kondisi, peluang, dan tantangan gerakan mahasiswa kedepannya.

         “Gerakan Mahasiswa tidak akan pernah lenyap, selama negeri ini, ataupun dunia belum mencapai taraf kesejahteraan” seru bang Edo kepada puluhan kader. Bang Edo menilai, gerakan mahasiswa gagap dalam mencari masalah untuk digarap dan diadvokasi. Lebih jauh lagi bahkan  gerakan mahasiswa dianggap juga terlalu disetir, dari media, ataupun kepentingan politik praktis.

         Syawalan KAMMI Daerah Sleman ditutup dengan salaman keliling, pengurus dengan semua kader. Bersemangatkan saling memaafkan antar sesama kader, KAMMI Daerah Sleman diharapkan lebih solid kedepannya dalam membangun gerakan. Hingga dapat bermanfaat bagi seluruh ummat dan bangsa.


Dedy Yanwar Elfani 
Ketua KAMMI Daerah Sleman

Peduli Etnis Muslim Rohingya


                Juli 2012, adalah tahun darah dan air mata warga Rohingya. Etnis muslim minoritas di Myanmar tersebut dibantai habis rezim Thuen Shein. Tragedi ini merupakan genosida terbesar kedua dalam tiga dekade terakhir. Sebelumnya 1994 di Bosnia Herzegovina, kaum muslimin dibunuh brutal oleh rezim Serbia. Kini kisah pilu ini terulang dan dunia pun hanya diam. PBB hanya mengutuk, negeri adidaya yang biasanya teriak lantang ketiga ada pelanggaran HAM di belahan dunia seakan tak mau tahu.

            Menurut data President of Burmese Rohingya Organization UK (BROUK) sebanyak 650 orang meregang nyawa, 1200 hilang, lebih dari 80.000 kehilangan tempat tinggal sejak kisruh meletus. Ada kemungkinan realitas di lapangan lebih banyak lagi yang menderita. Indonesia selaku ketua ASEAN tak bertindak tegas. Kendati ada traktat tak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara lain, presiden SBY seharusnya dapat menjalin komunikasi bilateral dengan presiden Thuen Shein.

            Tak ada gunanya meminta tolong pada Aung San Suu Kyi. Sebab, anak bapak kemerdekaan Myanmar ini kini dilanda dilema. Di satu sisi jika peraih nobel perdamaian 16 Juni 2012 ini menaruh simpati kepada etnis Rohingya, maka dia akan kehilangan kepercayaan umat Budha. Dampaknya akan mengancam tingkat elektabilitas dan akseptabilitasnya pada pemilu presiden 2015 nanti. Sehingga peluangnya akan tipis untuk menang.

            Pada aspek lain jika pelanggaran HAM berat pada etnis Rohingya di depan matanya tak segera dituntaskan, pasti akan mendapat tekanan dari aktivis HAM internasional serta merusak citranya sebagai pejuang HAM yang melekat selama ini. Publik dapat melihat dengan terang ketika bulan ini safarinya ke London, Dublin, Oslo, dan Paris tak menyinggung satu kata pun tentang Rohingya. Khalayak pun dapat menyimpulkan Suu Kyi bermuka dua alias penganut standar ganda.

            Jika penggerak demokratisasi di Myanmar ini diam saja, seyogianya otoritas internasional dapat mencabut kembali nobel perdamaian yang diberikan kepadanya. Ini juga pertanda Myanmar telah gagal mengelola heterogenitas di negaranya. Negara asia tenggara perlu mengevaluasi  keanggotaan Myanmar di ASEAN, karena tidak mampu menjamin berjalannya hak asasi manusia untuk hidup dan bertempat tinggal di kawasannya. Bagaimana mungkin mereka
menganggap Rohingya bukan warga negaranya dan menuduh mereka imigran gelap dari Bangladesh jika etnis Rohingya sudah ada di sana sebelum merdeka 1948. Sungguh alasan yang mengada-ada.

            Oleh sebab itu, ada beberapa langkah mendesak yang perlu diambil pemerintah Indonesia. Pertama, mengirimkan bantuan medis, pangan, dan pakaian kepada warga Rohingya yang dideportasi dan sekarang terlantar di perbatansan Myanmar-Bangladesh. Berdasarkan konvensi organisasi  PBB, (UNHCR) menyatakan setiap organisasi kemanusiaan internasional yang akan memberikan bantuan harus diberikan akses dan tidak boleh diperlambat. Kalau pemerintahan Myanmar menghalang-halangi maka dapat dikatakan melanggar hukum internasional yang telah disepakati. Samarnya sikap pemerintah Indonesia, justru memunculkan inisiatif organisasi swasta seperti LSM ACT (Aksi Cepat Tanggap) yang Minggu lalu mengirimkan relawannya, Andhika Purbo Swasono ke kamp pengungsian di Bangladesh. Pemerintah dapat menjadi perantara beberapa organisasi kemanusiaan seperti PMI, BSMI, PKPU yang dapat diajak kerja sama untuk menjalin koneksi dengan badan kemanusiaan internasional dan pemerintah Bangladesh guna mempermudah pendistribusian bantuan.

            Kedua, pemerintah Indonesia dapat melakukan protes keras kepada pemerintah Myanmar agar mengakui setiap warga negaranya berlatar belakang apapun, dan menjamin ditegakkannya perlindungan HAM sesuai deklarasi universal HAM yang diumumkan PBB 10 Desember 1948. Jika tak digubris, Indonesia dapat mengajak anggota ASEAN lain untuk memboikot gelaran sea games ke 26 yang tahun depan akan berlangsung di sana.

            Ketiga, Indonesia dapat memanfaatkan pertemuan Organisasi Kerja sama Islam (Organization of the Islamic Cooperation) yang akan mengadakan pertemuan 14-15 Agustus di Saudi Arabia. Agar mampu menekan Myanmar untuk menghentikan tindakan biadabnya dan membawa perkara ini ke Amnesty Internasional. Setidaknya setiap negara mayoritas muslim dapat menerima pengungsi dari etnis Rohingya dan memberi suaka politik, sebagaimana mengurus warga negaranya sendiri. Indonesia sendiri sebelum membicarakan ke forum manca, haruslah memberi contoh awal kepada negeri jiran untuk peduli dan menerima warga Rohingya yang merapat di Aceh, Bogor, dan Tanjung Pinang.

Alhamdulillah aksi galang dana KAMMI Sleman memperoleh 4 juta lebih. Kami haturkan jazakallahu khairan katsira wa taqaballhu minna wa minkum. Hasil donasi disalurkan via PIARA (Pusat Informasi Rohingya Arakan) dan KAMMI Pusat.


Vivit Nur Arista Putra
Aktivis KAMMI Daerah Sleman