Selasa, 27 November 2012

Untukmu Palestina




Senin, 19 November 2012, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) se-DIY melakukan aksi simpatik untuk Palestina. Masa aksi mulai berjalan dari DPRD DIY pukul 10.00 WIB dan berakhir di nol kilometer Yogyakarta tepat menjelang dzuhur. Aksi dengan tajuk Ngamen For palestina tersebut berhasil menggalang dana sebanyak 2 juta rupiah. Dedy Yanwar El Fani, ketua KAMMI Daerah Sleman dalam orasinya menuturkan “sudah selayaknyalah bangsa indonesia yang memiliki hutang sejarah kepada palestina mendukung rakyat palestina dalam mewujudkan kemerdekaan palestina” ujarnya lantang. Dedy juga menuntut agar Liga Arab juga PBB turut serta dalam mewujudkan perdamaian tersebut.

Agresi yang  dilakukan israel hampir sepekan ini mengakibatkan setidaknya ratusan korban, mayoritas diantaranya adalah warga sipil. Serangan yang dimulai sejak hari rabu itu mengakibatkan puluhan warga paletina syahid dan lebih dari 600 warga  mengalami luka-luka.

Sejak aksi militer yang dimulai pada tahun 1948 puluhan ribu nyawa telah menjadi korban dan ratusan ribu penduduk Palestina mengungsi keluar tanah kelahirannya. Tidak hanya itu, luas tanah Palestina saat ini hanya tersisa 23 % dari luas sebenarnya sebelum datangnya invansi dan pendudukan oleh militer zionis israel. Berbagai cara diplomasi sampai pertempuran militer belum mampu mengakhiri konflik berdarah ini. hal ini juga disebabkan ketidakberdayaan negara-negara di semenanjung arab untuk turut andil mewujudkan kemerdekaan dan perdamaian di Palestina. Di sisi lain Israel yang nyata menjadi penjahat perang mendapat dukungan yang kuat dari negara Amerika dan sekutunya.
Secara de facto Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, namun secara de jure untuk menjadi sebuah negara yang utuh dibutuhkan pengakuan dari negara lain. Negara yang pertama kali memberikan aspresiasi terhadap kemerdekan RI saat itu adalah Palestina dan Mesir. 

Dalam buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia mengatakan bahwa setahun sebelum tersiar kabar proklamasi kemerdekaan RI, dukungan akan kemerdekaan RI datang dari mufti besar paletina bernama Amin Al Husaini. Beliau, juga secara terbuka menyambut kedatangan panitia kemerdekaan. Dukungan lain datang dari saudagar asal palestina, dialah Muhammad Ali Taher. Beliau mengatakan "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia .." sambil menyerahkan sejumlah uang pada bank Arabia tanpa meminta bukti transaksi. Setelah itu Mesir mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, dan pada akhrirnya dukungan mengalir dari negeri-negeri di arab.

Betapa besar peranan Paletina dan juga Mesir terhadap kemerdekaan RI, mungkin tanpa pengakuan dari keduanya Indonesia tidak akan pernah menjadi negara berdaulat dan diperhitungkan secara internasional. Untuk itu melihat krisis yang dialami oleh Palestina saat ini, sudah sepantasnyalah Indonesia berperan aktif dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. Hal ini juga sejalan dengan cita Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Aksi tersebut diselingi ngamen untuk Palestina yang terkumpul Rp. 2.440.000,- di Malioboro dan diakhiri dengan sholat ghaib di nol kilometer.


Farisa Dyah
Aktivis KAMMI Daerah Sleman


1 komentar:

  1. Subhanallah, luar biasa. moga memberikan pembelajaran bagi semua kalangan

    BalasHapus